Pendekatan Arkeologi dalam Studi Islam
Dalam studi Islam kita kenal berbagai
macam pendekatan antara lain pendekatan teologis normatif, pendekatan
antropologis, pendekatan sosiologis, pendekatan filosofis, pendekatan
psikologis, pendekatan historis, dan pendekatan kebudayaan. Berbagai pendekatan
tersebut diperlukan agar kehadiran Islam secara fungsional dapat dirasakan.
Dalam hal ini penulis mencoba mencari referensi lain dari pendekatan Islam yang
belum banyak tersentuh dalam pembahasan metodologi studi Islam, yakni
pendekatan arkeologi. Alasan penulis membahas judul tersebut karena studi Islam
pada salah satu sisi adalah studi budaya yang menyangkut pula benda-benda
material peninggalan kebudayaan Islam masa lalu.
Pendekatan arkeologi berbeda dengan pendekatan
historis, antropologi maupun sosial budaya, meskipun dalam praktiknya arkeologi
bersentuhan dengan ilmu-ilmu humaniora tersebut. Alasan lain yang mendasari
mengapa pendekatan arkeologi diperlukan dalam studi Islam karena arkeologi,
dengan metode dan teknik operasionalnya dapat memasuki rentang waktu paling
kuno, sekitar 3,5 juta tahun lalu.
1. Pengertian
Arkeologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari benda-benda purbakala sebagai peninggalan sejarah. Sehingga
arkeologi merupakan ilmu bantu sejarah yang mengungkap masa lampau melalui
benda-benda material. Jadi sasaran dari arkeologi adalah benda-benda material
yang berupa artefak dan situs yang digunakan untuk merekonstruksi sejarah umat
manusia.
Dalam kaitannya dengan studi Islam, maka
arkeologi sebagai satu disiplin ilmu digunakan untuk merekonstruksi
perkembangan Islam di suatu tempat melalui benda-benda artefak maupun situs
peninggalan Islam sehingga memahami Islam di suatu tempat tersebut pada masa
lampau. Hal tersebut dilakukan agar generasi mendatang dapat memahami Islam
dengan bukti-bukti benda material. Dengan demikian akan muncul Arkeo-Islamologi
atau Arkeologi Islam* yakni
hubungan antara srtudi Islam dengan Arkeologi dan ilmu-ilmu bantu arkeologi.
2. Prinsip-Prinsip dalam Pendekatan Arkeologi Islam
Menggali
sisa-sisa peninggalan manusia di masa lampau. Itulah ciri utama sebuah
pendekatan arkeologi.Apakah perbedaan pendekatan historis dengan arkeologis?
Pada
hakekatnya pendekatan arkeologi Islam tidak dapat terlepas dari pendekatan sejarah
kebudayaan Islam. Perbedaan yang jelas terletak pada data sebagai sumber
pengkajian. Data pada ilmu sejarah adalah sumber tertulis, termasuk wawancara,
sedangkan data arkeologi lebih banyak memberikan perhatian pada benda – benda
budaya material (material culture ) baik pada tingkat observasi,
deskripsi, maupun eksplanasi.
Melalui
prinsip-prinsip arkeologi dan ilmu-ilmu bantunya, kajian tentang Islam dapat
direkonstruksi sejak pra-Kerasulan, masa Kerasulan dan pasca Kerasulan Nabi
Muhammad SAW. Dan secara lebih luas dapat mengaitkan titik temporal yang
berkaitan dengan Islam misalnya: orang Islam, dunia Islam, domain Islam, negara
Islam dan lain-lain ke dalam suatu tata urutan tertentu.
Sebagai satu
disiplin ilmu arkeologi sebagai salah satu pendekatan dalam studi Islam tidak
dapat terlepas dari ilmu-ilmu lain. Misalnya :
Arkeologi Islam dengan Epigrafi Studi Prasasti
Arkeologi Islam dengan Filologi Studi Naskah Kuno
Arkeologi Islam dengan Arsitektur Bangunan sakral
Arkeologi Islam dengan Antropologi Kebudayaan
Arkeologi Islam dengan Sosiologi Sejarah Pesantren
3. Komentar.
Sebagai
salah satu pendekatan dalam studi Islam, arkeologi Islam bisa jadi merupakan
pendekatan tersendiri di luar pendekatan historis.
Hal
tersebut mengingat bahwa kajian Islam tidak hanya dilihat dari aspek yang
mendasar ajaran Islam tetapi juga dari aspek budaya termasuk studi benda-benda
materiil misalnya: naskah asli al-Quran, arsitektur masjid, mata uang, makam
dan tempat sakral, pakaian kebesaran, dan lain-lain.
Untuk
kasus-kasus di Indonesia dapat dipahami hal-hal sebagai berikut :
a.
Perubahan-perubahan budaya dalam masa sosialisasi Islam di Indonesia.
b. Pengaruh arsitektur kuburan dari tradisi prasejarah dalam masa
pertumbuhan Islam di Indonesia
c.
Anasir Hindu-Islam dalam arsitektur peribadatan Islam di Indonesia
d.
Fase-fase perkembangan kaligrafi Islam di Indonesia
e.
Kronologi kota-kota Islam di pesisir utara Jawa , Sumatera dan
sebagainya.
*
Prof.DR. Hasan Muarif Ambari, Menemukan Peradaban, Jejak Arkeologis dan
Historis Islam di Indonesia, Logos, Jakarta Desember 1998, hal.: 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar