Strategi
Pengembangan Pembelajaran IPS
I. Pendahuluan.
Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah/ madrasah di Indonesia mulai tingkat SD/MI sampai SMA/Aliyah, bahkan
sampai Perguruan Tinggi yang merupakan mata pelajaran/mata kuliah pokok dan
mendasar, IPS memerlukan sebuah strategi pengembangan. Hal ini sangat perlu
karena kompetensi dasar dari mata pelajaran IPS pada ujungnya adalah
mempersiapkan para pembelajar menjadi warga negara yang baik, dalam arti taat
terhadap Undang-undang dan peraturan negara.
Strategi dimaksud disini adalah usaha yang sungguh-sungguh dan
terus menerus dengan menggunakan berbagai teknik, cara ataupun metode untuk
mencapai suatu tujuan.
Pengembangan berarti perluasan, pertumbuhan, semakin bertambah
dari segi kualitas maupun kuantitas.
Pembelajaran merupakan suatu istilah yakni proses terjadinya suatu
interaksi positif antara peserta pembelajaran, dalam hal ini guru dan peserta
didik, dengan sumber-sumber atau bahan ajar.
Dengan demikian, Strategi Pengembangan Pembelajaran IPS adalah
usaha-usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus menerus dengan
berbagai teknik dan metode untuk mengembangkan proses interaksi positif antara
peserta pembelajaran dan sumber-sumber belajar pada mata pelajaran IPS. Untuk mengembangkan
materi IPS, terlebih dahulu harus mengenal karakteristik IPS yang berbeda
dengan karakteristik materi Ilmu Pengetahuan Alam ( Sains ) maupun Matematika.
Meskipun IPS tidak dapat terlepas dari mata pelajaran eksakta tersebut. Salah
satu karakteristik IPS adalah humaniora yakni berhubungan dengan sifat-sifat
kemanusiaan yang pada praktiknya selalu berkembang dan mengalami perubahan.
Untuk itu pengembangan pembelajaran IPS harus memperhatikan faktor-faktor
geografi, ekonomi dan lingkungan kehidupan sosial dimana pembelajaran IPS
tersebut dilakukan.
II. Uraian
IPS ( Ilmu Pengetahuan
Sosial ) merupakan integrasi dari Ilmu-Ilmu Sosial yakni geografi, ekonomi,
sejarah, sosiologi, antropologi, tata negara dan ilmu-ilmu sosial yang lain.
Kemudian dalam penyampaian materi di lembaga pendidikan disesuaikan menurut
tingkat dan jenjang peserta didik lembaga pendidikan tersebut, sehingga muncul
integrasi IPS di SD/MI, fusi dan korelasi IPS di SMP/ MTs dan Sparated Approach
IPS pada tingkat SMA/ MA. Juga ISD dan IBD, Kewarganegaraan pada Perguruan
Tinggi.
Pembahasan Pengembangan
Pembelajaran IPS pada makalah ini hanya dibatasi pada tingkat pendidikan sampai
SMA secara umum dan terbatas pada proses interaksi belajar mengajar secara
formal. Adapun pengembangan secara menyeluruh yang meliputi pengembangan metode
pembelajaran, Pengembangan Media Pembelajaran, Pengembangan Kurikulum maupun
Pengembngan materi IPS dengan PAI akan disampaikan oleh pemakalah yang lain.
1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran
IPS
Fungsi Pembelajaran IPS
adalah memberikan kompetensi ilmu-ilmu sosial
kepada peserta didik sehingga dapat menginternaliasi kedalam kehidupan
masyarakat sesuai tingkat pemahaman mereka.Kompetensi tersebut berupa
kompetensi ketrampilan intelektual, kompetensi ketrampilan akademik dan
kompetensi ketrampilan sosial.
Sebagai contoh, pelajaran
geografi berfungsi memberikan kompetensi ( kemampuan ) para pembelajar untuk
mengetahui struktur kehidupan sosial masyarakat di lingkungan dimana mereka
tinggal, mampu beradaptasi sesuai lingkungan geografinya tersebut sehingga pada
akhirnya dapat berperilaku dan bersikap sesuai kondisi lingkungannya tersebut.
Seorang yang lingkungan geografisnya pertanian mempunyai kompetensi cara
menanam padi yang benar, disamping ia juga mempunyai pengetahuan tentang teori
perdagangan.
Tujuan Pembelajaran IPS adalah mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang baik. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai
berikut ;
a.
Peserta didik memiliki kesadaran
dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya.
b.
Peserta didik memahami
konsep-konsep dan menggunakan metode-metode ilmu-ilmu sosial untuk memecahkan
masalah-masalah sosial
c.
Peserta didik mampu menggunakan
model-model proses berpikir dan dapat menentukan kebijakan dan keputusan untuk
memecahkan masalah yang sedang berkembang.
d.
Peserta didik memiliki perhatian
terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial yang sedang berkembang sehingga
mampu menganalisa secara kritis yang pada akhirnya dapat mengambil tindakan
yang tepat.
2. Karakteristik Pembelajaran IPS
Seperti sudah dijelaskan di
atas bahwa pengertia pembelajaran IPS adalah proses interaksi positif antara
pembelajar ( guru dan peserta didik ) dengan sumber dan bahan belajar IPS
sehingga pembelajaran IPS tidak hanya sekedar take and give antara guru dan
murid tetapi lebih luas yakni peserta didik mempunyai kesempatan seluas-luasnya
untuk mengembangkan potensinya dalam pembelajaran IPS sedangkan guru berposisi
hanya sebagi fasilitator dan motivator.
Sumber-sumber dan bahan belajar tidak hanya ceramah
guru ataupun buku paket yang menjadi
buku pegangan guru, tetapi semua lingkungan yang mendukung proses pembelajaran
IPS. Hal ini dibuktikan dalam silabi tercantum strategi pembelajaran yang
meliputi tatap muka dan pengalaman belajar. Silabi tersebut perlu dilaksanakan
karena karakteristik masing-masing pelajaran berbeda-beda termasuk IPS.
IPS ( dalam hal ini termasuk kewarganegaraan ) sebagai
salah satu pelajaran, mempunyai karakter yang berbeda dengan mata pelajaran
yang lain. Istilah Pembelajaran IPS bebeda dengan mata pelajaran IPS.
Pembelajaran IPS menyangkut segala aspek yakni proses belajar, mata pelajaran
dan pembelajar ( dalam hal ini guru dan peserta didik ). Sehingga yang muncul
disini guru hanya mengarahkan sedangkan peserta didik yang menemukan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan masalah sosial.
IPS terdiri dari Ilmu-Ilmu Sosial yang mempunyai
karakter yang berbeda-beda sehingga di dalam IPS akan muncul
pendekatan-pendekatan yang berbeda-beda. IPS menjadi sumber acuan kejadian masa
lampau ( Sejarah, Antropologi ), data masa kini tentang lingkungan dan ekonomi
( Geografi, Sosiologi, Ekonomi ), pustaka interaksi dalam kehidupan masyarakat
( Sosiologi, Tata Negara, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti ) serta futurologi
( Psikologi, Filsafat dan Agama ).
Dengan adanya perbedaan masing-masing sub pelajaran
tersebut maka sistem pembelajaran beserta pengembangannya tidak dapat
disamaratakan agar tidak terjadi tumpang tindih materi pembelajaran.
3. Pengembangan Pembelajaran IPS.
IPS di SD/MI dibelajarkan
secara integrasi, di SMP/MTs dengan fusi dan Korelasi sedangkan di SMA/MA
dengan Sparated Approach. Hal ini dilakukan menyesuaikan dengan tingkat
pemahaman peserta didik pada masing-masing jenjang pendidikan. Lebih jauh lagi,
Kurikulum 2004 pada SD/MI pelajaran IPS ( sekarang menjadi PS/PKN ) sudah mulai
diajarkan di Kelas I padahal Kurikulum sebelumnya IPS diajarkan mulai Kelas
III. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik sudah mengenal bentuk bentuk
interaksi sosial yang terjadi di masyarakat sejak dini.
Disamping itu, dalam
pembuatan Silabus Kurikulum 2004 pada kolom Strategi pembelajaran mencakup 2
kegiatan pembelajaran yang meliputi tatap muka dan pengalaman belajar.
Tatap muka adalah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk-bentuk
interaksi langsung antara guru dengan peserta didik, seperti : ceramah,
diskusi, presentasi seminar di bawah bimbingan guru, ujuian blok, kuis, dan
lain-lain.
Pengalaman Belajar adalah
interaksi antara peserta didik dengan bahan ajar tanpa dihadiri guru. Bentuk
pengalaman belajar ini dapat berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Di
dalam kelas misalnya peserta didik diberi tugas membaca di perpustakaan dan
selanjutnya diminta merangkum hasilnya, belajar peta buta bersama temannya,
telaah undang-undang, dan sebagainya.
Pengalaman belajar di luar
kelas misalnya mengunjungi pusat pemerintahan ( Balai Desa, Kantor Kecamatan,
Kantor Kabupaten ), megunjungi sentral industri daerah kemudian membuat
laporan, dan lain-lain.
4. Bentuk-Bentuk Strategi Pengembangan
Pembelajaran IPS.
Pada dasarnya pengalaman belajar yang diperoleh peserta
didik meliputi pengalaman kognitif, afektif dan psikomotorik Bentuk-bentuk yang
merupakan Strategi Pengembangan Pembelajaran IPS adalah :
a.
Pembelajaran otentik (authentic
instruction), yaitu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar dalam
konteks yang bermakna, sehingga menguatkan ikatan pemikiran dan ketrampilan
memecahkan masalah-masalah penting dalam kehidupan di masyarakat
b.
Pembelajaran berbasis inkuiri
(inquiry based learning), yaitu memaknakan strategi pembelajaran dengan
metode-metode pengetahuan alam, sehingga diperoleh pembelajaran yang bermakna.
c.
Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning), yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah-masalah yang ada di dunia nyata atau di sekelilingnya sebagai konteks
bsgi peserta didik untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan masalah, dan
untuk memperoleh konsep utama dari suatu mata pelajaran.
d.
Pembelajaran layanan (service
learning), yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan layanan masyarakat
dengan struktur lembaga pendidikan untuk merefleksikan layanan, menekankan
hubungan antara layanan yang dialami dan pembelajaran akademik di lembaga
pendidikan.
e.
Pembelajaran berbasis kerja (work
based learning), yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan konteks tempat
kerja, dan membahas penerapan konsep mata pelajaran di lapangan. Prinsip
kegiatan pembelajaran di atas pada dasarnya adalah penekanan pada penerapan
konsep mata pelajaran di lapangan, dan menggunakan masalah-masalah lapangan
untuk dibahas di lembaga pendidikan.
III. Kesimpulan
Dengan uraian yang sudah dijelaskan di atas, akhirnya
kita dapat menarik kesimpulan-kesimpulan yang berhubungan dengan strategi
pengembangan pembelajaran IPS yaitu :
1.
Bahwa sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPS yang ingin mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang
baik, maka pembelajaran IPS harus berintegrasi dengan pembelajaran
kewarganegaraan, budi pekerti, seni dan agama.
2.
Pengembangan pembelajaran IPS
harus mencakup kompetensi 3 ranah, agar pembelajaran IPS dapat berfungsi dan
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
3.
Bentuk-bentuk strategi yang
dikembangkan dalam pembelajaran IPS harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidup peserta didik sehingga pembelajaran IPS tidak hanya sekedar verbalistik
dan bersifat hafalan semata.
Demikian makalah yang telah
kami sampaikan, selanjutnya kami mengharap kritik, saran dan masukan dari siapa
saja yang berkehendak menanggapi makalah ini.
__________________
DAFTAR PUSTAKA
1.
Depatemen Agama, Dirjen Bagais,
Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum, Pedoman
Penyelenggaraan Mata Pelajaran Umum di Madrasah, Jakarta, Juni 2004
2.
Depatemen Agama, Dirjen Bagais, Kurikulum
2004 : Pedoman Umum Pengembangan Silabus Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta,2004
3.
Depatemen Agama, Dirjen Bagais, Kurikulum
2004 : Pedoman Khusus Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan Madrasah
Ibtidaiyah, Jakarta 2004.
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar